5 alasan kenapa banyak lulusan sarjana yang masih menganggur


Saling Sharing Info – Sekolah setinggi-tingginya hingga ke perguruan tinggi merupakan impian banyak orang yang menginginkan pekerjaan yang lebih baik. Tapi tahukah kamu jika justru banyak dari lulusan sarjana yang masih menganggur, bahkan tidak kalah dibanding yang lulusan SMA dan sederajat.
Lalu, untuk apa sekolah tinggi tinggi jika masih menganggur ? Ada beberapa faktor yang membuat banyak dari mereka yang menganggur sbb :

Baca Juga : Susah mencari kerja ? lakukan 4 cara ini agar mudah mendapatkan pekerjaan

1. Low Economic Growth
Tinggi rendahnya pertumbuhan eknomi merupakan salah satu faktor kunci yang menentukan kemakmuran atau tidaknya suatu negara. Untuk mencapai angka pengangguran yang ideal dibutuhkan pertumbuhan ekonomi yang yang bagus atau jika dalam presentase sekitar 8-10%.

Presentase pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal ke 3 tahun 2016 sebesar 5,02%. Meski masih jauh dari harapan, namun setidaknya hal ini diharapkan bisa merubah mindset orang-orang untuk mampu mendidirkan lapangan pekerjaan sendiri atau bahkan bisa merekrut tenaga kerja.

Link : http://www.dw.com/id/pertumbuhan-ekonomi-indonesia-melambat-di-kuartal-iii/a-36290396

Bayangkan jika pertumbuhan ekonomi sedang kurang bagus, maka para perusahaan enggan melakukan ekspansi sehingga kebutuhan tenaga kerja akan stagnan dan munculah para pengangguran. Di Kawassan Asia Tenggara sendiri Indonesia menempati urutan 3 terbawah diatas Filipina dan Brunei Darussalam

Link : http://databoks.katadata.co.id/datapublish/2016/11/23/pengangguran-indonesia-tertinggi-3-di-asean

Menurut data Badan Pusat Statistik bulan agustus tahun 2016 jumlah angka pengangguran di Indonesia sebesar 5,61%. Data tesebut dapat dikatakan relatif bagus jika dibanding dengan Prancis yang sampai 9% dan bahkan Spayol hingga tembus 23%.

Link : http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20161107152144-92-170923/bps-jumlah-pengangguran-di-indonesia-menciut-530-ribu-orang/

Lalu, berapakah idealnya angka pengangguran ?

Idealnya itu sebaiknya 3%. Karena pada dasarnya jika presentase angka pengangguran itu terlalu rendah maka akan bahaya karena berbagai perusahaan akan sulit mencari tenaga kerja yang baru. Namun jika terlalu tinggi jelas akan menjadi masalah tersendiri bagi negara tersebut

2. Overqualified Skill
Fakta yang cukup mengejutkan ketika melihat cukup banyak orang yang lulusan SMA lebih mudah mendapatkan pekerjaan daripada yang sarjana. Kembali lagi pada kebutuhan serta kualifikasi tenaga kerja. Masih banyaknya pabrik yang hanya membutuhkan tenaga kerja yang sebatas lulusan SMA sederajat membuat yang lulusan sarjana cukup terabaikan.
Kenapa Bisa begitu ?

Yang menjadi alasan utamanya adalah masih banyaknya pabrik-pabrik yang tidak terlalu membutuhkan tenaga kerja yang berskill tinggi karena pekerjaan yang biasa. Alasan lainnya adalah karena gaji tinggi yang diharapkan para lulusan sarjana sehingga kenapa para pabrik lebih memilih lulusan SMA.

Namun saat ini sukup banyak perusahaan yang sudah mencoba mencari tenaga kerja yang lulusan sarjana. Namun harus kamu ketahui bahwa sainganmu sangat banyak dan perusahaan akan memiliki calon tenaga kerja yang berpotensi untuk kemajuan perusahaan.

3. Too Many Social Graduates
Banyak kampus yang ada di Indonesia pasti ada Fakultas Ekonomi dan Hukum. Parahnya lagi, masih banyak orang yang tertarik untuk masuk ke jurusan yang bernaung di fakultas tersebut. Bukan tidak boleh, namun hal tersebut akan mengakibatkan over supply sehingga akan mengakibatkan banyaknya pengangguran.

Bayangkan saja saat ini jurusan yang paling banyak lulusannya adalah manajemen, sedangkan untuk lapangan pekerjaan untuk jurusan tersebut jelas tak sebanyak dengan jumlah lulusannya. Bukankah ini merupakan suatu masalah ?
Oleh karena itu, pilihlah jurusan yang masa depan butuhkan, tetapi disesuaikan juga dengan kemampuanmu.

4. Stupid Graduated
Yang menjadi alasan lain adalah karena lulusannya itu sendiri yang tidak atau kurang faham ilmu yang diambil, sehingga terkesan bodoh. Banyak anak kuliahan yang hanya masuk kuliah karena uts dan uas atau jika ada kuiz saja. Mereka lebih banyak memanfaatkan waktu dengan mengobrol daripada menimba dan memperdalam ilmu. Padahal dikampus itu memiliki sarana penunjang yang cukup bagus seperti perpustakaan dll.

Coba seandainya kamu adalah seorang guru yang hebat, kamu harus faham tentang membuat RPP, memotivasi siswa, menentukan metode pembelajaran yang tepat dan pedagogik siswa. Jangan jadi lulusan yang hanya bisa menambah beban, tetapi jadilah lulusan yang bisa mengurangi beban sehingga kamu tidak dicap sebagai lulusan abal-abal.

5. No Wow Factor
Wow faktor merupakan hasil nyata atau nila jual dari apa yang kamu telah lakukan selama kuliah. Perlu diketahui bahwa banyak sarjana yang menganggur karena mereka tidak punya someting wow atau nilai jual. Contohnya jika kamu seorang lulusan IT, maka perusahaan yang akan merekrutmu pun terlebih dahulu melihat apa keunggulanmu sehingga kamu pantas diterima. Jika perlu, buktikan wow factor tersebut sehingga mereka yakin untuk menerimamu.

Wow Factor ini memang tidak mudah didapatkan. Dibutuhkan kreatifitas, ketekunan, usaha dll dalam menciptakannya. Perlu diingat bahwa tanpa wow factor, seorang lulusan sarjana akan sulit menerima pekerjaan.

Itulah 5 alasan kanapa masih banyak para sarjana yang menganggur. Oleh karena itu, mulai saat ini jadilah calon tenaga kerja yang siap pakai bagi perusahaan dan milikilah wow fator agar mereka siap menerimamu.